KOMPAS.com — Perkembangan teknologi dalam dunia kecantikan dan kesehatan membuat dokter kini dapat memperbaiki kekurangan fisik seseorang. Seorang ahli bedah dari Laguna Beach, California, misalnya, mengungkapkan bahwa kemungkinan ia telah menemukan cara untuk mengubah warna mata coklat menjadi biru. Prosedur ini diperkirakan akan bermanfaat bagi pengidap heterochromia, dimana sepasang mata yang dimiliki tidak berwarna sama. Aktris Kate Bosworth, misalnya, mata kanannya berwarna coklat, sedangkan yang kiri berwarna biru.
Dr Gregg Homer dari Stroma Medical menyatakan hal ini setelah melakukan penelitian selama 10 tahun. Ia mendapati bahwa pigmen coklat di permukaan selaput mata dapat diambil dengan cara laser, sehingga meninggalkan pigmen biru di bawahnya yang lebih tipis. Pada stasiun televisi KTLA Dr Homer mengatakan bahwa tubuh akan membuang jaringan yang telah diubah ini, dan mengubah mata yang coklat menjadi biru dalam dua atau tiga minggu.
Dr Homer juga mengatakan bahwa pengujian yang dilakukannya tidak menunjukkan adanya kerusakan jaringan, namun secara alami mungkin akan ada efek samping negatif yang belum terdeteksi. Meskipun penelitiannya masih membutuhkan waktu setahun lagi, Dr Homer mengharapkan prosedur ini sudah dapat diterapkan di luar Amerika dalam 18 bulan, dan di Amerika sendiri dalam tiga tahun. Operasi laser yang hanya memakan waktu 20 detik ini akan menghabiskan biaya sekitar 5.000 dollar.
Namun, penemuan Dr Homer ini tampaknya kurang disetujui oleh pakar bedah lain. Dr Conswalla Shavers, ahli bedah Park Avenue Lasek, New York City, mengatakan bahwa prosedur tersebut bisa berbahaya, dan berpotensi menimbulkan efek samping yang buruk.
“Saya bayangkan risikonya akan lebih berat daripada manfaatnya bagi pasien. Hal itu bisa melepaskan terlalu banyak pigmen ke dalam ruang berisi cairan antara selaput dan kornea mata yang dapat menghambat sistem pengeringan di dalam mata. Akibatnya tekanan bisa meningkat dan menyebabkan glaucoma," paparnya.
Hanya karena seseorang menginginkan mata berwarna biru, tidak berarti ia juga harus mengalami kerusakan penglihatan secara permanen, begitu kira-kira yang akan terjadi. Dr Shavers juga mengatakan, tidak ada yang dapat memastikan akan ada pigmen biru di bawah selaput mata. "Anda bisa saja membuang pigmen coklat, dan ternyata ada lebih banyak pigmen coklat di bawahnya," tuturnya.
Mata yang biru adalah ciri-ciri yang terpendam, dan meskipun orangtua adalah pembawa ciri tersebut, kita tak bisa mengetahui warna apa yang terletak di dasar selaput. Dengan kata lain, Dr Shaver tidak mempercayai prosedur yang dilontarkan oleh Dr Homer layak dikejar. Ia bahkan tidak berniat melakukan prosedur tersebut untuk pasiennya.
"Lensa kontak berwarna akan jauh tidak berisiko. Anda tidak akan mendapat efek samping, dan warnanya pun bisa Anda jamin," tukasnya.
* Ingin mengetahui problema ibu bekerja, tips gaya dan menjaga kebugaran, baca Lipsus Working Mom.
Sumber: Shine
Dr Gregg Homer dari Stroma Medical menyatakan hal ini setelah melakukan penelitian selama 10 tahun. Ia mendapati bahwa pigmen coklat di permukaan selaput mata dapat diambil dengan cara laser, sehingga meninggalkan pigmen biru di bawahnya yang lebih tipis. Pada stasiun televisi KTLA Dr Homer mengatakan bahwa tubuh akan membuang jaringan yang telah diubah ini, dan mengubah mata yang coklat menjadi biru dalam dua atau tiga minggu.
Dr Homer juga mengatakan bahwa pengujian yang dilakukannya tidak menunjukkan adanya kerusakan jaringan, namun secara alami mungkin akan ada efek samping negatif yang belum terdeteksi. Meskipun penelitiannya masih membutuhkan waktu setahun lagi, Dr Homer mengharapkan prosedur ini sudah dapat diterapkan di luar Amerika dalam 18 bulan, dan di Amerika sendiri dalam tiga tahun. Operasi laser yang hanya memakan waktu 20 detik ini akan menghabiskan biaya sekitar 5.000 dollar.
Namun, penemuan Dr Homer ini tampaknya kurang disetujui oleh pakar bedah lain. Dr Conswalla Shavers, ahli bedah Park Avenue Lasek, New York City, mengatakan bahwa prosedur tersebut bisa berbahaya, dan berpotensi menimbulkan efek samping yang buruk.
“Saya bayangkan risikonya akan lebih berat daripada manfaatnya bagi pasien. Hal itu bisa melepaskan terlalu banyak pigmen ke dalam ruang berisi cairan antara selaput dan kornea mata yang dapat menghambat sistem pengeringan di dalam mata. Akibatnya tekanan bisa meningkat dan menyebabkan glaucoma," paparnya.
Hanya karena seseorang menginginkan mata berwarna biru, tidak berarti ia juga harus mengalami kerusakan penglihatan secara permanen, begitu kira-kira yang akan terjadi. Dr Shavers juga mengatakan, tidak ada yang dapat memastikan akan ada pigmen biru di bawah selaput mata. "Anda bisa saja membuang pigmen coklat, dan ternyata ada lebih banyak pigmen coklat di bawahnya," tuturnya.
Mata yang biru adalah ciri-ciri yang terpendam, dan meskipun orangtua adalah pembawa ciri tersebut, kita tak bisa mengetahui warna apa yang terletak di dasar selaput. Dengan kata lain, Dr Shaver tidak mempercayai prosedur yang dilontarkan oleh Dr Homer layak dikejar. Ia bahkan tidak berniat melakukan prosedur tersebut untuk pasiennya.
"Lensa kontak berwarna akan jauh tidak berisiko. Anda tidak akan mendapat efek samping, dan warnanya pun bisa Anda jamin," tukasnya.
* Ingin mengetahui problema ibu bekerja, tips gaya dan menjaga kebugaran, baca Lipsus Working Mom.
Sumber: Shine