Al-Qur'an Terberat di Dunia ada di Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Shiryyah Nurul Iman, yang terletak di Kampung Waru RT 01/01, Desa Waru Jaya, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Pimpinan Ponpes Al-Shiryyah Nurul Iman, Habib Sagaf Bin Mahdi bin Syekh Abu Bakar bin Salim, mengatakan, pihaknya mengklaim Al-Qur’an ini terberat didunia, karena beratnya mencapai 1,2 ton, dengan ukuran ketebalan mencapai 3 milimeter, lebar 120 centimeter dan panjangnya 150 centimeter.
“Al-qur’an terberat di dunia ini terbuat bukan dari kertas. Melainkan, terbuat dari plat besi alumunium,” ungkapnya.
Dia mengatakan, Al-Qur’an terberat di dunia ini masih berujud lembaran-lembaran dan tersimpan rapih diruangan perpustakaan Ponpes Al-Shiryyah Nurul Iman dan akan dijaga oleh santri-santrinya yang berjumlah 18 ribu orang.
Al-Qur’an terberat didunia ini terdiri dari 30 juz, 114 ayat dan 6666 ayat. "Sebenarnya, Al-Qur’an ini sama seperti umumnya, hanya saja plat alumunium dan berukuran raksasa," katanya.
Pembuatan Al-Qur’an terberat di dunia ini proses pengerjaannya memerlukan waktu sekitar 5 tahun (1985 – 1990 ) yang dibuat di daerah kawasan Bintaro, Jakarta,” paparnya.
A-Qur’an dikerjakan secara khusus oleh 9 orang ulama di tanah Jawa dan biaya yang diperlukan mencapai Rp 500 juta.
Sembilan orang ulama saat mengerjakan Alquran tersebut dibarengi dengan melaksanakan ibadah puasa penuh selama 5 tahun. Para ulama ini harus berwudhu dulu.
"Jika wudhunya batal, kami harus mengambil wudhu lagi," katanya.
QURAN TERBERAT. Tiga orang santri membaca Al Quran yang terbuat dari besi stenlis di Ponpes Al Ashriyyah Nurul Iman, Parung, Bogor, Jabar, Rabu (18/8). Al Quran yang berjumlah 300 lembar dengan panjang 140 cm dan lebar 100 cm memiliki berat total 1,2 ton sehingga Al Quran tersebut diklaim sebagai Al Quran terberat di dunia.
Beberapa pejabat tinggi Republik Indonesia bahkan mantan Presiden RI KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur pernah berniat dan menawarkan diri untuk memiliki Al-Qur'an itu. Begitu juga dengan pejabat dari mancanegara.
Namun permintaan itu ditolak. Karena, Al-Qur’an ini akan menjadi ciri khas pondok pesantren. "Kalau saya memiliki rezeki atau dana, Al-Qur’an ini akan kami tempatkan kedalam sebuah ruangan khusus semacam perpustakaan agar mudah dipelajari dan dibaca para santri," katanya.